Total Pageviews

Tuesday, December 11, 2012

Lapisan Data Link


Lapisan Data Link

Data Link Control / Data Link Protocol

Pengiriman data melalui link komunikasi data yang terlaksana dengan penambahan kontrol layer dalam tiap device komunikasi.

 Data link

adalah medium tramsmisi antara stasiun-stasiun ketika suatu prosedur data link control dipakai.

1.      Masalah Rancangan Data Link Layer

Data link layer memiliki beberapa fungsi spesifik. Fungsi-fungsi ini meliputi penyediaan interface layanan-layanan baik bagi network layer, penentuan cara pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame, hal-hal yang berkaitan dengan error transmisi dan pengaturan aliran frame sehingga receiver yang lambat tidak akan terbanjiri oleh pengirim yang cepat.

 Layanan yang disediakan bagi network layer

Fungsi data link layer adalah menyediakan layanan bagi network layer. Layanannya yang penting adalah pemindahan data dari network layer di mesin sumber ke network layer di mesin yang dituju. Tugas data link adalah mentransmisikan bit-bit ke mesin yang dituju, sehingga bit-bit tersebut dapat diserahkan ke network layer.

 Tiga layanan dari Data Link Layer :

1. Layanan Unacknowledged Connec-tion Less

2. Layanan Acknowledged Connection-Less

3. Layanan Acknowledged Connection-Oriented

1. Layanan Unacknowledged Connectionless

Yaitu dimana mesin sumber mengirimkan sejumlah frame ke mesin yang dituju dengan tidak memberikan acknowledgment bagi diterimanya frame-frame tersebut. Tidak ada koneksi yang dibuat baik sebelum atau sesudah dikirimkannya frame. Bila sebuah frame hilang sehubungan dengan adanya noise, maka tidak ada usaha untuk memperbaiki masalah tersebu di data link layer. Jenis layanan ini cocok bila laju error sangat rendah, sehingga recovery bisa dilakukan oleh layer yang lebih tinggi. Layanan ini sesuai untuk lalu lintas real time, seperti percakapan, dimana data yang terlambat dianggap lebih buruk dibanding data yang buruk. Sebagian besar LAN menggunakan layanan unacknowledgment connectionless pada data link layer.

2. Layanan Acknowledged Connectionless

Layanan inipun tidak menggunakan koneksi, akan tetapi setiap frame dikirimkan secara independent dan secara acknowledgment. Dalam hal ini, si pengirim akan mengetahui apakah frame yang dikirimkan ke mesin tujuan telah diterima dengan baik atau tidak. Bila ternyata belum tiba pada interval waktu yang telah ditentukan, maka frame akan dikirimkan kembali, mungkin saja hilangnya acknowledgment akan menyebabkan sebuah frame perlu dikirimkan beberapa kali dan akan diterima beberapa kali juga. Layanan ini akan bermanfaat untuk saluran unreliablem, seperti sistem tanpa kabel.

 3. Layanan Acknowledged Connection Oriented

Dengan layanan ini, mesin sumber dan tujuan membuat koneksi sebelum memindahkan datanya. Setiap frame yang dikirim tentu saja diterima. Selain itu, layanan ini menjamin bahwa setiap frame yang diterima benar-benar hanya sekali dan semua frame diterima dalam urutan yang benar. Layanan ini juga menyediakan proses-proses network layer dengan ekivalen aliran bit reliabel. Pada layanan connection-oriented dipakai, pemindahan data mengalami tiga fase (tahap).

Fase I koneksi ditentukan dengan membuat kedua mesin menginisialisasi variabel-variabel dan counter yang diperlukan untuk mengawasi frame yang mana yang telah diterima dan mana yang belum.

Fase II, satu frame atau lebih mulai ditransmisikan.

Fase III koneksi dilepaskna, pembebasan variabel, buffer, dan resource lainnya yang dipakai untuk menjaga berlangsungnya koneksi. Karena jarak dan peralatan, pengiriman informasi, dapat mengalami perubahan atau melemah. Umumnya interferensi listrik. Kesalahan timbul dalam bentuk burst yaitu lebih dari satu bit terganggu dalam satu satuan waktu.

 Keperluan dan tujuan data link control yaitu :

Untuk komunikasi data secara efektif antara dua koneksi stasiun transmisi-penerima secara langsung, untuk melihat kebutuhan bagi data link control :

    Frame synchronization

Data dikirim dalam blok-blok yang disebut frame. Awal dan akhir tiap frame harus dapat diidentifikasikan. Memakai variasi dari konfigurasi line.

    Flow control

Stasiun pengirim harus tidak mengirim frame-frame pada rate/kecepatan yang lebih cepat daripada stasiun penerima yang dapat menyerapnya.

    Error control

Bit-bit error yang dihasilkan oleh sistem transmisi harus diperbaiki.

    Addressing (peng-alamat-an)

Pada line multipoint, identitas dari dua stasiun yang berada dalam suatu transmisi harus diketahui.

    Kontrol dan data pada link yang sama

Biasanya tidak diinginkan mempunyai path komunikasi yang terpisah untuk sinyal-sinyal kontrol. Karena itu, receiver harus mampu membedakan kontrol informasi dari data yang sedang ditransmisi.

    Link management

Permulaan, pemeliharaan dan penghentian dari pertukaran data memerlukan koordinasi dan kerjasama diantara stasiun-stasiun. Diperlukan prosedur untuk manajemen pertukaran ini.

 Konfigurasi Data Link :

3 sifat yang membedakannya adalah :

1. topologi

2. duplexity

3. line discipline / (rancangan tata tertib)

Topologi

Menyatakan pengaturan fisik dari stasiun pada suatu link.

Ada dua konfigurasi topology :

    Point to point, jika hanya ada dua stasiun.
    Multipoint, jika ada lebih dari dua stasiun. Dipakai dalam suatu komputer (stasiun utama / stasiun primary) dan suatu rangkaian terminal (stasiun sekunder / stasiun secondary). Keuntungannya : komputer hanya perlu single port pada computer (primary) sedangkan point to point pada setiap terminal (secondary) harus terpasang masing-masing port.

Duplexity

menyatakan arah dan timing dari aliran sinyal . Jenis-jenisnya :

    Simplex transmission, aliran sinyal selalu dalam satu arah. Contoh : hubungan computer dengan printer. Transmisi simplex ini jarang dipakai karena tidak mungkin untuk mengirim error atau sinyal kontrol kembali melalui link ke sumber data.
    Half-duplex link, dapat mentransmisi dan menerima tidak secara simultan.
    Full-duplex link, dua stasiun dapat mengirim dan menerima data satu terhadap yang lain secara simultan.

Line Discipline (Rancangan tata tertib)

Beberapa tata tertib diperlukan dalam penggunaan link transmisi. Pada mode half-duplex, hanya satu stasiun yang dapat mentrasmisi pada suatu waktu. Baik mode half-duplex atau full-duplex, suatu stasiun hanya mentransmisi jika mengetahui bahwa receiver telah siap untuk menerima. Pada Sambungan :

    Point to point

Bila stasiun ingin mengirim data ke stasiun yang lain, maka pertama dilakukan penyelidikan (dinyatakan sebagai enq/enquiry) stasiun lain untuk melihat apakah siap menerima. Stasiun kedua merespon dengan

suatu positive acknowledge (ack) untuk indikasi telah siap. Stasiun pertama kemudian mengirim beberapa data, sebagai suatu frame. Setelah beberapa data dikirim, stasiun pertama berhenti untuk menunggu hasilnya. Stasiun kedua menetapkan penerimaan data (ack) yang sukses. Stasiun pertama kemudian mengirim suatu message akhir transmisi (eot) yang menghentikan pertukaran dan mengembalikan sistem seperti semula. Bila terjadi error pada transmisi, suatu negative acknowledgment  (nak) dipakai untuk mengindikasikan bahwa suatu sistem tidak siap menerima, atau data yang diterima error. Jika hal ini terjadi maka stasiun mengulang tindakan akhirnya atau mungkin memulai beberapa prosedur perbaikan error (erp).

 Ada 3 fase dalam prosedur kontrol komunikasi ini :

o   Establishment (penentuan)

Memutuskan stasiun mana yang transmisi dan mana yang menerima dan apa receiver siap untuk menerima.

o   Data transfer

Data ditransfer dalam satu atau lebih blok-blok acknowledgment.

o   Termination

Membatasi koneksi logika (hubungan transmitter-receiver).

o   Multipoint

Aturan umum yang dipakai dalam situasi ini yaitu poll dan select :

o   Poll

Primary meminta data dari suatu secondary.

o   Select

Primary mempunyai data untuk dikirim dan memberitahu suatu secondary bahwa data sedang datang. Variasi lainnya :

ü  Poll terminal yang tidak mengirimkan data

ü  Poll terminal dimana terdapat data yang akan dikirimkan

ü  Select / memilih

ü  Fast select / memilih dengan cepat



Bentuk lain dari line discipline, yaitu contention, dimana tidak ada primary tetapi hanya suatu kumpulan stasiun-stasiun peer keduanya baik transmitter dan receiver harus diidentifikasikan. Stasiun ini dapat mentransmisi jika jalur/line sedang bebas; kalau tidak maka harus menunggu. Teknik ini dapat ditemukan dalam pemakaian secara luas pada local network dan sistem satelit.



No comments:

Post a Comment