- Proses Akumulasi
Periode rehabilitasi yang hampir bersamaan dengan pelita I (1969/1970-1973/1974) memerlukan dana yang relatif besar untuk memungkinkan perekonomian bangkit dari stagnasi ekonomi yang berkepanjangan. untuk itu pemerintah menempuh langkah langkah untuk menarik penanaman modal, baik domestik maupun asing. langkah langkah tersebut antara lain adalah penghapusan kendali atas investasi, alokasi bahan baku, impor, serta menyehatkan nilai tukar.namun yang terpenting selama periode rehabilitasi tersebut adalah dukungan dana dari negara-negara donor barat. mengingat bahwa kala itu tingkat tabungan dalam negeri masih sangat rendah, boleh dikatakan sebagian besar dana rehabilitasi infrastruktur dan fasilitas fasilitas produksi berasal dari pinjaman luar negeri. aliran dana internasional yang cukup besar ini tercermin dari peningkatan tajam laju pertumbuhan Gross Domestic Investment. selama kurun waktu antara tahun 1966 hingga tahun 1971, laju pertumbuhan Gross Domestic Investment mencapai 19 persen rata rata setahun.
- Proses Alokasi
Prose alokasi yang menyertai proses akumulasi dapat dilihat dari berbagai indikator. Pertama, struktur GDP menunjukan perkembangan yang makin berimbang. jika pada tahun 1968 peranan sektor pertanian terhadap GDP masih sangat dominan (51 persen), pada tahun 1989 peranan sektor ini tinggal 23 persen. sebaliknya sektor manufaktur mengalami peningkatan pesat, dari 8,5 % tahun 1968 menjadi 18,4% tahun 1989. namun apabila dibandingkan dengan negara negara tetangga, peranan sektor manufaktur di indonesia merupakan yang terendah.
Kedua, terjadi penurunan proposal konsumsi makanan dalam struktur permintaaan domestik. namun masih relatif tingginya tingkat konsumsi makanan hingga dewasa ini merupakan salah satu indikator bahwa indonesia masih tergolong sebagai suatu negara yang berpendapatan rendah. masih tingginya proporsi Private Consumption Expenditure didalam GDP disatu peihak dan relatif rendahnya proporsi Government Consumption di lain pihak makin memperkuat ciri ciri indonesia sebagai negeri berpendapatan rendah.
ciri lain tercermin dari aspek demografi. lazimnya perekonomian yang semakin berkembang disertai oleh penurunan proporsi jumlah penduduk yang bekerja disektor pertanian.
Kedua, terjadi penurunan proposal konsumsi makanan dalam struktur permintaaan domestik. namun masih relatif tingginya tingkat konsumsi makanan hingga dewasa ini merupakan salah satu indikator bahwa indonesia masih tergolong sebagai suatu negara yang berpendapatan rendah. masih tingginya proporsi Private Consumption Expenditure didalam GDP disatu peihak dan relatif rendahnya proporsi Government Consumption di lain pihak makin memperkuat ciri ciri indonesia sebagai negeri berpendapatan rendah.
ciri lain tercermin dari aspek demografi. lazimnya perekonomian yang semakin berkembang disertai oleh penurunan proporsi jumlah penduduk yang bekerja disektor pertanian.
- Proses Distribusi
meskipun angka angka resmi yang diumumkan oleh pemerintah menunjukan terjadinya penurunan jumlah dan proporsi orang orang miskin serta Gini Index, namun sulit untuk menyangkal bahwa masalh ketimpangan justru cenderung semakin buruk. selain karena kelemahan kelemahan metodologi pengukuran yang serius, serangkaian langkah langkah kebijakan yang ditempuh pemerintah dengan paker paket deregulasinya memang mempunyai kecenderungan kuat kalau tidak hendak dikatakan sangat kuat hanya dapat ternikmati oleh sektor sektor atau kelompok kelompok mapan. oleh karena itu tidak mengherankan kalau issue dan persoalan mengenai ketimpangan akan semakin merambah dan vokal daalam beberapa tahun terakhir.
sejalan dengan berbagai keberhasilan yang telah diraih, aspirasi masyaraakat kian meningkat. tantangan tantangan baru muncul, tentu dengan intensitas dan kompleksitas yang semakin besar, sehingga tantangan yang akan dihadapi bukannya surut melainkan cenderung meningkat. salah satu dimensi permasalahan yang semakin menonjol akhir ahir ini ialah munculnya fenomena konglomerasi dan pemusatan kekuatan ekonomi pada segelintir pengusaha. konsentrasi kekuatan semakin meningkat diberbagai industri/bidang usaha, sehingga pasarnya pun kian mengarah ke struktur yang oligopolistik atau monopolistik.
Sumber : Buku Perekonomian Indonesia, Faisal Basri
sejalan dengan berbagai keberhasilan yang telah diraih, aspirasi masyaraakat kian meningkat. tantangan tantangan baru muncul, tentu dengan intensitas dan kompleksitas yang semakin besar, sehingga tantangan yang akan dihadapi bukannya surut melainkan cenderung meningkat. salah satu dimensi permasalahan yang semakin menonjol akhir ahir ini ialah munculnya fenomena konglomerasi dan pemusatan kekuatan ekonomi pada segelintir pengusaha. konsentrasi kekuatan semakin meningkat diberbagai industri/bidang usaha, sehingga pasarnya pun kian mengarah ke struktur yang oligopolistik atau monopolistik.
Sumber : Buku Perekonomian Indonesia, Faisal Basri
No comments:
Post a Comment